Kamis, 17 Februari 2011

HUBUNGAN ANTARA SOSIOLOGI PENGETAHUAN DAN SOSIALOGI AGAMA


HUBUNGAN ANTARA SOSIOLOGI PENGETAHUAN
 DAN SOSIALOGI AGAMA

Pengatar
            Dalam membahas hubungan antara sosiologi pengetahuan dan sosiologi agama, perlu ketelitian. Mengapa? Oleh tidak semua ahli sosiologi mencoba menjelaskan agama, dan juga sebaliknya. Jarang sekali ada ahli yang merupakan sosiolog murni, yang mengupas agama secara khusus dalam kajian sosiologinya. Dan karenanya, menurut hemat kelompok, Peter Berger adalah sosok yang tepat untuk diacu dalam memahami topik yang demikian. Ia adalah sosiolog yang mulanya memahami masyarakat dari sudut pandang filsafat  (sosiologi humansistik), tetapi kemudian menjadikan agama sebagai realitas sosial yang ditelaahnya juga. Tiga buku diantara karya-karyanya menggambarkan pendirian Berger sebagai sosiolog murni dan sosiolog agama juga yaitu: Tafsir sosial atas kenyataan – risalah tentang sosiologi pengetahuan, Langit Suci – agama sebagai realitas sosial, dan Kabar angin dari langit – Makna teologi dalam mayarakat modern.terbitan LP3ES. Karenanya, paparan berikut menyangkut pengertian dan keterhubungan antara sosiologi pengetahuan dan sosiologi agama mengacu pada karya-karya Berger tersebut.

  1. Sosiologoi Pengetahuan: berfungsi menjelaskan adanya dialektika (hubungan timbal-balik) antara diri manusia (pikiran/akal budi/realisasi diri manusia individu) dengan dunia sosio-kultural (dunia sosial atau masyarakat) yang berlangsung dalam suatu proses yang mengandung 3 momen atau peristiwa penting. Hubungan dialektis antara manusia dengan masyarakat sosial tersebut terdiri atas  3 momen yang dikenal dengan: Eksternalisasi, obyektifikasi, dan internalisasi. Melalui externalisasi manusia mengexpresikan dirinya dengan membangun masyarakat (Dunia). Melalui externalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia. Kenyataan itu menjadi realitas objekif yaitu suatu kenyataan. Yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Proses ini di sebut objektifikasi. Masyarakat dengan segala pranata sosial-nya  akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia. Dari sudut manusia dapat dikatakan bahwa masyarakat diserap kembali oleh manusia melalui proses internalisasi. Dengan kata lain, melalui Externalsasi masyarakat menjadi keyataan yang diciptakan oleh manusia; melalui objektifikasi masyarakat menjadi kenyataan sendiri berhadapan dengan manusia; melalui internalisasi manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
  2. Sosiologi agama: suatu sub disiplin dari sosiologi yang mempelajari tentang agama sebagai suatu fenomena sosial, atau fakta sosial yang memiliki peranan dalam masyarakat. Sosiologi agama mencoba menjelaskan keberadaan agama dalam masyarakat serta peranan dan fungsi yang dimainkan agama bagi masyarakat tersebut. Dengan kata lain, Agama dari sudut sosiologi agama, dicoba untuk dipahami secara sosiologis sebagaimana kenyataan-kenyataan sosial yang lain: politik, kebudayaan, hukum, negara dll. Agama tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang non-empiris sehingga tidak dapat didekati dari sudut ilmu pengetahuan, tetapi dilihat sebagai sesuatu yang empiris dalam kenyataan sosial sehingga bisa dipelajari. 
  3. hubungan anatara sosiologi pengetahuan dan sosiologi agama.
Untuk menjelaskan kaitan antara kedua disiplin ilmu tersebut, maka konsep eksternalisasi dalam teori dialektika Berger harus dijelaskan lebih jauh lagi. kemampuan eksternalisasi diri pada manusia tidak hanya sebatas terbentuknya kelompok masyarakat, tetapi juga menyangkut pranata perangkat-perangkat sosial yang ada didalamnya juga, seperti kebudayaan, pendidikan, hukum, bahkan agama sendiri. Artinya agama secara sosiologis diyakini sebagai hasil ekspresi /buatan manusia juga. Oleh karena agama dilihat sebagai suatu kenyataan sosial maka ia bisa didekati dari sudut ilmu pengetahuan juga, dan dalam hal ini sosiologi pengetahuan mencoba untuk menjelaskannya. Agama tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang non-empiris sehingga tidak dianalisa oleh ilmu pengetahuan. Namun demikian, penjelasan dari sosiologi pengetahuan berifat umum saja. Dalam kerangka demikian, muncullah sosiologi agama untuk benar-benar melihat agama secara spesifik sebagai suatu gejala sosial, dan menjelaskannya lebih dalam dan rinci. Dengan demikian sosiologi agama bermaksud menganalisa keberadaan agama beserta peranan dan fungsinya dalam masyarakat lebih detail.
Pertanyaannya, mengapa agama didekati secara sosiologis (Ilmu pengetahuan)? Karena bahwa  agama sungguh-sungguh dilihat sebagai suatu kenyataan sosial secar historis agama merupakan salah satu bentuk legitimasi yang paling efektif dalam memperthankan tatanan sosial. Mengapa? Karena setiap masyarakat selalu mengahadapi persoalan  bagaimana meneruskan peranan sosial  yang telah dibangun  kepada generasi berikutnya peorses ini di sebut sosialisasi. Dalam peorses sosialisasi ini makna dari pranata sosial harus dijelaskan sedekian rupa, sehingga dapat di terima oleh individu. Fungsi legitimasi adalah koknitif atau rasional, yaitu menjelaskan mengenai makna masyarakat dan norma-norman serta memberikan pedoman bagaimana seseorang ahrus bertingkah-laku . tujuan dari segala bentuk legitimasi adalah mempertahankan tatanan sosial. Ada berbagai betu legitimasi seperti  kata-kata mutiara,legenda,perumpamaan,perintah-perintah moral bahkan agama. Agama sendiri menjadi satu bentuk legitimasi kepada tatanan masyarakat. sebagai contoh; dalam masyarakat kuno pemimpin harus ditaati oleh rakyatnya kerena diyakini sebagai utusan atau pilihan dari yang ilahi, dan karenanya rakyat hanya boleh tunduk terhadap setiap perintahnya tampa perlawana.
Jadi, hubungan antara sosiologi pengetahuan dan sosiologi agama sama dekat dan saling timbal balik. di satu sisi, sosiologia pengetahuan mencoba memaami masyarakat dan segala perangkat sosialnya secara umum saja. Misalnya mampu mengidentifikasi hubunagn antara manusia di dalamnya, antara manusia dengan peranata-pranata sosialnya; hukum, kebudayaan, agama, dll. Namun penjelasanya hanay bersifat umum. Pada sisi lain  sosiologi agama, sebagai suatu sub disiplin dari sosiologi pengetahuan secara spesifik meneliti keberadaan agama serta peranana dan fungsinya dalam masyarakat. Kedua disiplin ini saling menguntungkan, oleh karena sosiologi pengetahuan melahirkan sosiologi agama guna memperkaya dirinya, dan sosiologia gaam sendiri masih di bantu oleh teori-teori sosial (sosiologi pengetahuan ) dalam memahami persoalan pokok agama dalam masyarakat. 


1 komentar:

  1. Casino & Sportsbook Apps - JT Hub
    Welcome to our casino app 논산 출장마사지 page! We're excited to bring the fun of live casino and sports 포커 고수 betting to your mobile device. All 하남 출장안마 you need 광주 출장안마 to do is 김해 출장샵 make

    BalasHapus